Zaid Elhabib : Merpati Putih Mampu Me-recharge Fisik dan Suasana Batin

zaid1

Zaid Elhabib

Rupanya apa yang telah dirasakan semasa kuliah dulu, kini ia rasakan kembali manfaatnya. Sebuah rasa yang telah ditinggalkannya selama 20 tahun terakhir itu mampu me-recharge fisik dan suasana batinnya.

Ya, setidaknya itulah yang dirasakan Ir. Zaid Elhabib, MM, sekembalinya berlatih di Merpati Putih Kelompok Latihan (Kolat) Tangerang Selatan sejak Oktober 2017 lalu. Meski hampir lebih dari 20 tahun vakum dari aktifitas latihan bela diri, pria kelahiran Jakarta, 12 Oktober 1969 itu masih mengingat betul semua olah gerak tubuh yang dipelajarinya dulu.

“Setelah menyelesaikan studi dan lanjut bekerja, saya vakum, karena kesibukan pekerjaan dan juga berumahtangga. Hingga akhirnya bertemu lagi di Tangerang Selatan, ketika ada yang menghubungi saya untuk terlibat dalam kepengurusan MP Cabang kota Tangerang Selatan. Sejak saat itulah semua memori keterlibatan saya di MP hadir dan kembali aktif di sela kesibukan sehari-hari,” kata Bang Zaid, sapaan akrab politisi Partai Gerindra yang juga Ketua Komisi I DPRD Provinsi Banten ini.

Zaid menjelaskan, keterlibatannya di Merpati Putih diawali dengan mengikuti latihan perguruan pencak silat Merpati Putih di Gelanggang Olah Raga (GOR) Grogol, Jakarta Barat pada tahun 1989. Di Kolat tersebut,  Zaid melatih diri mulai dari tingkat Dasar sampai tingkat Kombinasi. Kala itu, ia tengah mengenyam pendidikan di Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Trisakti Jakarta.

Bersama teman-teman kuliah, Bang Zaid yang waktu itu sudah berada di tingkat Balik 2, menginisiasi untuk membuka Kolat di kampusnya hingga pada akhirnya diterima menjadi bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Trisakti.

“Alhamdulillah, perjuangan kita menghadirkan Kolat Trisakti di bawah naungan MP Jakarta Barat berhasil dan diakui menjadi salah satu unit kegiatan mahasiswa,” ujar Bang Zaid yang kerap mengikuti Kejuaraan MP antar Mahasiswa.

Sebagai seorang pesilat Merpati Putih yang telah menyandang tingkat Kombinasi, maka diwajibkan untuk menjalankan pengabdian sebagai pelatih. Dan sejak 1993, Bang Zaid pun membaktikan dirinya dengan melatih anggota Merpati Putih baru. “Melakukan pengabdian di MP bukan hanya sekedar untuk melatih pesilat-pesilat baru. Tetapi, bagaimana pesilat agar bisa menjiwai serta mengamalkan dan menghayati nilai-nilai luhur budaya asli Indonesia yang terkandung dalam filisofi Merpati Putih,” ungkapnya semangat.

Bang Zaid mengatakan, pastinya pesilat Merpati Putih faham betul dengan filosofi yang dimiliki Merpati Putih yaitu, ‘Sumbangsihku tak berharga, namun keikhlasanku nyata.’ Pengabdian itu dilakoninya selama dua tahun hingga ia menyelesaikan studinya di kampus tersebut di tahun 1995. “Sejak saat itu pula, karena kesibukan kerja dan lainnya saya pun vakum dari kegiatan MP,” kata Bang Zaid.

Selama menekuni bela diri pencak silat ini, Bang Zaid juga telah mengikuti beberapa kejuaraan silat, di antaranya Kejuaraan antar Kolat MP se-Jakarta Barat, Kejuaraan MP antar Mahasiswa, Kejuaraan MP se-Jabodetabek. Dan setelah bergabung di Kolat Tangerang Selatan, Bang Zaid pun diterjunkan dalam Kejuaraan Nasional MP ke-VI di Bogor pada Februari 2018 belum lama ini.

Kini, kata pria kelahiran tahun 1969, ia kembali ke ‘sangkar’ Merpati Putih. Lulusan Magister Managemen Universitas Gajah Mada ini mengakui bahwa ada banyak hal yang membuatnya tertarik dan kembali ke Merpati Putih yang telah ditinggalkannya lebih dari dua dasawarsa. Di antaranya, di Merpati Putih, bukan hanya sekedar berlatih bela diri, tapi  diajarkan teknik olah pernafasan yang pada intinya mengolah diri untuk mendapatkan tubuh yang lebih sehat dan lebih baik.

“Untuk mendapatkan itu semua, tentunya diperlukan ketekunan, kesungguhan, kedisplinan dan kesabaran sehingga membuat tubuh kita sehat baik secara jasmani dan rohani,” tegasnya.

Bang Zaid saat beraksi dalam Kejurnas VI di Bogor

Berikutnya, lanjut Zaid, di Merpati Putih, ilmu yang didapat menyesuaikan dengan kemampuan tubuh dalam menerima pelatihan, sehingga manfaatnya akan terasa sekali di dalam diri ketika melakukan aktifitas sehari hari.

“Dan yang terakhir, saya tidak pernah merasa bosan dalam menimba ilmu Merpati Putih, karena ada saja ilmu atau pelajaran baru yang akan kita dapatkan,” ujar pesilat yang ikut Kejuaraan Nasional ke-VI di Bogor pada Februari lalu.

Jadi, kata Bang Zaid, walaupun sudah 23 tahun tidak berlatih di Merpati Putih, namun ketika perguruan ini memanggil pada Oktober 2017 lalu, rasanya ada yang hadir mengisi relung hati yang selama ini hilang terbang entah ke mana.

“Tetapi alasan yang terpenting adalah rasa keakraban dan kekeluargaan di MP, sebab di mana ada logo burung Merpati Putih, di situlah keluarga MP berkumpul. Dan ternyata setelah saya latihan beberapa kali, fisik saya seperti terasa di-recharge kembali, manfaat yang saya dapatkan dulu seperti muncul kembali,” ujarnya.

Bang Zaid kembali menjelaskan, yang mesti diketahui masyarakat bahwa Merpati Putih merupakan salah satu perguruan pencak silat bela diri tangan kosong (PPS Betako). Didirikan pada tanggal  2 April 1963 di Yogyakarta, hingga saat ini Merpati Putih memiliki kurang lebih 85 cabang di dalam negeri dan empat cabang di luar negeri. Merpati Putih juga menjadi salah satu aset budaya bangsa, dimana aliran jenis beladiri ini terbentuk pada sekitar tahun 1550-an. Sehingga perlu dilestarikan dan dikembangkan selaras dengan perkembangan zaman.

Dengan bergabungnya kembali di Merpati Putih, Bang Zaid berharap, ia berharap dapat turut melestarikan budaya pencak silat yang merupakan warisan para leluhur negeri. Tidak hanya itu, Zaid pun berharap Merpati Putih akan digemari seluruh kalangan masayrakat, sebab dalam pelatihannya sangat membantu sekali dalam berbagai aktivitas kehidupan. Sebut saja misalnya untuk para siswa pelajar dan mahasiswa, akan membantu dalam berkonsentrasi dalam belajar.

Begitu pula bagi karyawan atau pekerja, Merpati Putih bisa melatih agar fokus terhadap pekerjaan atau tugas. Dan yang tak kalah pentingnya adalah Merpati Putih dapat menjaga kesegaran tubuh, termasuk bagi mereka yang sudah lanjut usia.

“Dan dengan adanya MP di Kota Tangerang Selatan ini, semoga dapat membantu program pemerintah dalam memasyarakatkan olahraga pencak silat di Tangsel,” pungkasnya. (izoruhai)