Siapa tak kenal Anggun Cipta Sasmi. Penyanyi Indonesia yang merambah ke panggung hiburan kelas dunia. Bak magnet, pelantun Tua Tua Keladi ini selalu memukau penontonnya.
Album terbarunya Elevation (2008), kian mempertegas eksistensi Anggun di panggung musik yang digelutinya sejak masih belia. Album yang dirilis di penghujung 2008 ini, lagi-lagi Anggun berupaya semaksimal mungkin menghasilkan karya terbaiknya. Tentu inilah bentuk nyata sebuah keberanian dalam melakukan eksplorasi tanpa harus kehilangan jati diri. Meski ia berstatus warga negara Perancis, Anggun tetap mencintai negerinya.
Anggun, mulai dikenal khalayak sebagai lady rocker ketika berusia 14 tahun lewat hits-nya Mimpi. Sejak itu, nama Anggun langsung melejit karena suaranya yang khas. Popularitas yang tengah digenggamnya berbuah manis dengan diraihnya penghargaan The Most Popular Artist Award (1990-1991).
Tak berhenti di situ, penyanyi kelahiran Jakarta, 29 April 1975 ini memantapkan diri untuk go international. Terlebih ketika menerima pinangan Erick Benzi, seorang komposer asal Perancis yang pernah menangani olah vokal Celione Dione, Jean Jacques dan Jhonny Hallyday.
Lewat gemblengan sang suami, vokal Anggun menjadi lebih bervariasi. Buktinya, di album terbarunya Elevation, ditemui sensasi yang tak hanya baru tapi juga mengagumkan. Sajian aneka sound upbeat, midtempo, dan slowmo yang terasa urban, melekat dalam warna warni musik, mulai pop, rap, dance, ballad, hiphop, bahkan rock. Seluruh komposisi tersebut terbingkai apik dalam vokal Anggun yang sangat berkarakter.
Sejak pindah dan menetap di Paris, Perancis, Anggun merilis beberapa album, diantaranya Au Nom De La Lune/Atas Nama Bulan (1997), dan setahun kemudian merilis Snow on Sahara (1998). Album tersebut mampu menghipnotis penikmat musik di Perancis dan Eropa, termasuk penyanyi dunia Sarah McLahan yang mengundangnya tampil dalam Festival Musik di Oregon, Amerika. Pun ketika ia meliris album Luminescence (2005) dengan single-nya Etre Une Feme yang dinobatkan sebagai lagu terpopuler di Perancis.
Di album Elevation ini, Anggun berkolaborasi dengan Tefa dan Masta, produser bertangan dingin dalam menggarap musik urban. Tak hanya itu, ia juga menggandeng Pras Michel, personil The Fugees. Juga DJ Laurent Wolf, DJ kondang asal Perancis yang baru-baru ini menyandang sebagai World Best DJ dari ajang 2008 World Music Award.
Kontribusi Laurent, dapat dinikmati pada lagu No Stress yang kental dengan beat-beat dance yang diramu dengan musik techno –yang saat ini tengah hip di lantai klub Eropa. Sebagai kompensasinya, tembang ini pun masuk dalam album terbaru Laurent Wolf bertajuk Wash My World.
Album yang memuat 13 lagu dan 4 bonus track ini memilih lagu Jadi Milikmu (Crazy) sebagai single unggulannya. Lalu sebagai single kedua, dipilih lagu berjudul Stronger (featuring Big Ali). Lagu yang dibawakan dalam bahasa Inggris ini terasa Amerika banget. Sebuah kombinasi dari musik rock yang powerful dan repetan rap/R&B dari Big Ali, musisi hip hop kawakan yang sering berkolaborasi dengan penyanyi tenar seperti Usher, Puff Diddy, dan Nelly Furtado. Kabarnya, lagu ini menjadi terobosan Anggun untuk menembus pasar musik Amerika.
Lagu My Man (featuring Pras Michel dari The Fugees) yang tampil sebagai female anthem, bercerita tentang ketegasan Anggun kepada pria yang mengejar dirinya. Bagi yang kangen akan gaya Anggun di era 90-an, ada pilihan lagu Give It To Love yang sangat seksi dan alluring. Beat-nya dikemas era kini, berpadu dengan bisikan vokal Anggun yang menggoda. Dan rupanya, ibu satu anak ini ingin memberi ruang tersendiri untuk sang buah hati lewat lagu Interlude atau pada tembang Eden in Her Eyes yang bertutur tentang Kirana, sang buah hatinya.
Album ini seakan menjadi penanda jati diri Anggun dalam dimensi yang baru, baik secara musikal maupun personal. Sinergi apik, perpaduan cita rasa romantisme Eropa dengan denyut Amerika yang dinamis, dan tentu saja elemen eksotis Asia.
“Elevation adalah album dengan pandangan terbaru saya dalam bermusik. Selalu penuh pertanyaan, keraguan dan keinginan untuk mewujudkan sesuatu yang innovatif, menarik dan kreatif untuk publik dan para penggemar saya,” tegas Anggun.
Kini, kehadirannya di jaringan entertainment global tak sekadar di panggung musik. Anggun pun tampil sebagai ikon untuk beberapa produk. Memang, dalam fashion style, Anggun adalah ikon yang selalu diasosiasikan dengan brand terkenal, semisal Dolce & Gabbana dan Roberto Cavalli.
Lewat nama besarnya, Anggun dipercaya sebagai ambassador jam tangan Audemars Piguet. Dan Anggun juga dikenal sebagai pribadi yang sangat peduli terhadap lingkungan hidup. Anggun pun ditunjuk badan dunia PBB sebagai duta Kredit Mikro.
Di kampung halamannya Indonesia, putri seniman komik tanah air bernama Darto Singo, ditunjuk sebagai Brand Ambassador Shampoo Pantene dan Susu Anlene. Dan lewat lagu Jadi Milikmu (Crazy) dan Shine yang ada di album Elevation menjadi musik latar untuk Shampoo Pantene. Dan lagu Stronger, menjadi latar musik Susu Anlene.
Diakui atau tidak, Anggun benar-benar fenomenal. Di tengah ketatnya persaingan dan sedikitnya orang pribumi di kancah global, wanita berkulit hitam manis yang dulu tampil di Ancol dengan bayaran Rp 40 ribu itu, terbukti sukses go internasional.
Tulisan ini ditulis dan dimuat untuk majalah VIEW edisi Januari 2009