Habib Mahdi Al-Attas: “Tanamkan Akhlak Pada Politikus”

Nama besar keluarga Habib Abdurrahman bin Syech Al-Attas tak pernah redup. Kali ini penerusnya adalah sosok muda nan berwibawa: Habib Mahdi bin Abdurrahman Al-Attas. Dialah dai muda sekaligus politisi yang terus menyebarkan kedamaian, kesatuan dan kebersamaan dalam bingkai keragaman Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Terlahir dan dibesarkan di keluarga militer membuatnya disiplin dalam segala hal. Masa kecil hingga remaja di Jakarta. Setamat SMA, ia berangkat ke Timur Tengah untuk menimba ilmu di Ummul Qura, Mekkah pada tahun 1979. Lima tahun kemudian tepatnya 1986 ia kembali ke tanah air dan berdakwah hingga tahun 1989. Tak lama kemudian, Habib Mahdi (46), berangkat ke Australia untuk menuntut sekolah manajemen. Kepergiannya ke negeri Kangguru itu bukan tanpa alasan.  Karena menurutnya seorang dai tidak akan sempurna apabila belum kaya atau tidak punya penghasilan. ”Nah ketika seorang dai sudah punya penghasilan, maka di otaknya hanya berfikir bahwa dia bekerja untuk umat bukan bekerja dari umat,” tandasnya.

Lantas, keterlibatannya di dunia politik praktis bukanlah tanpa sengaja atau sekedar latah terbawa arus euforia politik belaka. Tapi merupakan panggilan hati untuk ikut memperbaiki kondisi Indonesia dari segala krisis dan keterpurukan. Memang sebelumnya, sambil aktif berdakwah dan berbisnis, dai muda ini memposisikan dirinya sebagai pengamat saja. Meskipun kala itu banyak partai politik lama maupun baru yang lahir pasca reformasi kerap memintanya untuk bergabung. “Bahkan ada yang meminang dan menyodorkan formulir untuk mencalonkan jadi dewan. Tapi waktu itu saya belum berminat. Saya berfikir lebih baik jadi pengamat saja,” ujar pria kelahiran, Jakarta 28 Oktober 1965 ini.

Menurut Habib Mahdi, dalam perkembangannya ternyata kondisi Indonesia mengalami keterpurukan yang sangat luar biasa. Terlebih dalam kehidupan sosial politik yang begitu drastis. Akhirnya, ia pun terpanggil untuk turun ke wadah partai politik. Dalam pandangannya, ada kesalahan fatal dalam permainan politik negeri ini. Dimana kondisi perpolitikan sudah tak sehat lagi, ditambah lagi akhlak yang seharusnya ditanamkan para politikus sejati sudah tidak ada lagi.

Dan ketika Partai Gerindra lahir, Ketua Umum Forum Pemuda Muslim Indonesia ini melihat ada harapan untuk perubahan. Di matanya ada harapan, bahwa Partai Gerindra mampu menjadi satu wadah, satu badan, satu lembaga kekuatan untuk menjadikan Indonesia seperti yang digambarkan oleh dunia yaitu surga dunia. Dimana pada akhirnya secara otomatis kesejahteraan akan dirasakan oleh rakyat Indonesia. “Dari sinilah ketika Partai Gerindra lahir saya masuk di dalamnya, disamping tidak meninggalkan dunia dakwah yang saya jalani sebelumnya,” tutur pendiri sekaligus pemilik dari Pondok Pesantren Al-Masyhad, Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat ini.

Disamping itu, sosok mantan Komandan Jenderal Kopassus, Letnan Jenderal Prabowo Subianto yang dikenalnya dianggap mampu membawa perubahan pada negeri ini. Menurut ayah empat orang putri ini, karakter Ketua Dewan Pembina yang dikenalnya itu merupakan sosok seorang pemimpin yang disiplin, komitmen dengan ucapannya dan selalu mendambakan keadilan dan kesejahteraan dalam bingkai NKRI. “Ternyata harapan dan cita-cita yang selama ini saya dambakan sejalan dengan apa yang tengah diperjuangkan bahwa perubahan mutlak untuk Indonesia,” ujar anggota Dewan Syuriah Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta ini.

Di partai besutan Prabowo ini, Habib Mahdi Al-Attas dipercaya sebagai Ketua Bidang Agama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra. Sebagai orang yang diamanahi untuk mengurus soal agama, Habib Mahdi kerap berdakwah keliling ke seluruh Indonesia menebarkan kedamaian demi perubahan masyarakat Indonesia. Di dalam wadah keluarga besar Gerindra, ia terus bertugas menyamakan visi misi dalam beragama, toleransi dalam agama, kesatuan dalam agama, saling menghargai dan menghormati agama orang lain.

Menurutnya disinilah yang kerap ditanamkan pada seluruh kader yang akhirnya Partai Gerindra akan kuat walaupun berbeda-beda, karena Gerindra bukan partai agama. “Saya berharap Gerindra bisa menjadi satu contoh bagi warga Indonesia. Makanya saya selalu menekankan pada rekan-rekan sayap partai lintas agama yang ada di Gerindra, bahwa tugas kita belum selesai, jangan sampai perbedaan menjadi perpecahan di dalam partai,” tegasnya.

Selain itu, ia pun percaya sebagai Ketua Umum Gerakan Muslimin Indonesia Raya (Gemira), sebuah sayap partai yang mewadahi kaum muslim di partai Gerindra, menggantikan almarhum KH Zainuddin MZ. Di setiap dakwahnya, ia kerap menerima pesan dari umat kepada Prabowo untuk terus memimpin perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik. Pasalnya, rakyat yakin ada satu harapan yang kini tengah diperjuangkan Prabowo. “Sampaikan pada Pak Prabowo, jangan pernah mundur untuk menjadikan satu Indonesia perubahan yang lebih baik,” katanya menirukan pesan umat yang ia sambangi.

Di matanya, hingga hari ini, semangat Partai Gerindra dari hari ke hari kian baik. Meski memang, diakui diawal-awal keberadaan Gerindra banyak jamur-jamur, paku-paku di sekelilingnya. Hal ini dipungkirinya, pasalnya menurut Habib Mahdi tak ada bayi yang lahir dengan sempurna tapi perlahan tumbuh ke arah sempurna. Tak heran bila dalam setiap kesempatannya, Prabowo selaku Ketua Dewan Pembina berpesan untuk terus lakukan dengan sempurna, apapun hasilnya lihat nanti. ”Saya harapkan kader Gerindra bekerjalah yang terbaik, lakukan yang terbaik, apapun hasilnya insya allah, Allah akan memberikan yang terbaik,” pungkasnya. [G]

Catatan: Artikel ini ditulis dan dimuat untuk Majalah GARUDA, Edisi September 2011

6 thoughts on “Habib Mahdi Al-Attas: “Tanamkan Akhlak Pada Politikus”

  1. adalah sangat baik menjadi yang besar namun sangatlah mulia untuk menjadi selalu yang baik….semoga dengan kekuatan perubahan ketegasan dalam menjadikan indoneisa yang lebih baik…terus allah berikan keberkahan,,,,,dan salah satu strategi terbesar yang akan menjadikan Gerindra Sukses kedepan adalah Menempatkan Pola FIkir Para Kadernya Bahwa Konsep Akhirat harus ditempatkan diatas dan dunia harus dibawah….konsep akhirat bagaimana seluruh kader berfikir yang terbaik untuk memberikan kepada allah yang telah menciptakan seluruh semesta alam….dan dunia adalah dimana kaki ini dipijakkan dengan terus memperbaik seluruh aspek dalam kehidupan tanpa mengenal lelah dan konsisten…dan harus memiliki target yang terbaik……( semoga allah terus memberikan keberkahan GERINDRA dalam melakukan perubahan bangsa yang berbasiskan tauhid ….allahuakbar )

    • subhanallah,,alhmdulillh,kita smua ,bersama GERINDRA bersatu, Br Basiskan Tauhid,,smg mnjadikan Indonesia ,negri yg Berkah wa Robbun Ghofur.sbg mercusuar dunia,,
      ..amiiin,

  2. Sy buka artikel ini krn sy ingin banget anak sy bermukim di pesantren habib,msh kelas 4 sd,bisa gak yah,,dan adiknya,anak sy yg keduapun yg berumur 4 th,dicium habib mahdi di acara maulid di rmh alm.H.umar pd bambu,sy tinggal disitu.

Leave a comment