Solusi Cerdas Merawat Kecantikan Wajah ala Selebriti

foto dok. Olay

Tak dipungkiri lagi, hidup di kota besar, memang memiliki akses ke segala kemudahan namun tak sedikit juga risiko yang didapat. Kepenatan dari rutinitas, kesibukan, bekerja hingga larut malam, udara panas, debu dan polusi merupakan konsekuensinya. Terlebih untuk seorang wanita, di samping ada kewajiban yang harus dijalani, ada pula tuntuntan untuk senantiasa tampil maksimal. Selain itu, ada aturan tak tertulis yang mengharuskan para wanita untuk menjaga dan merawat kulit mereka.

Lalu bagaimana agar tetap dapat tampil maksimal? Maksimal tak selalu harus mahal dan ribet. Sebagaimana yang dikemukakan oleh dua selebriti cantik Mariana Renata dan Ida Iasha dalam hal merawat kecantikan kulit wajah mereka. Memang, apa yang dilakukan keduanya tak lepas dari masukan para pakar kecantikan. Konon baik Mariana maupun Ida mempercayakan perawatan kulit wajahnya dengan menggunakan produk Olay.

Seperti Mariana Renata –yang hobi traveling— yang didapuk sebagai brand Ambassador Olay White Radiance baru ini telah lama menggunakan White Radiance protective day cream. “Saya sangat menghindari bermake–up di luar kegiatan modeling dan pekerjaan saya, dan dengan White Radiance ini saya merasa tetap nyaman dengan kulit sehat walaupun tidak bermake-up,” ujar model cantik yang tinggal di Sidney ini.

Mariana menambahkan, produk ini memang diciptakan untuk wanita aktif dan senang aktifitas di luar ruangan sehingga kulit terlindungi dari sinar UV. “Hobi saya adalah traveling dan pantai adalah tujuan favorit saya,” tandas model kelahiran Paris, 31 Desember 1983 ini.

Pun dengan aktris cantik Ida Iasha, meski di usianya yang genap 47 tahun, kecantikannya masih terlihat dengan nyata. Hal ini menurutnya, meski sibuk mengurus empat putranya, Ida tetap menjaga kesehatan kulitnya. Dan sebagai ibu rumah tangga, ia pun selalu berusaha cermat dalam mengatur keuangan, salah satunya untuk keperluan belanja produk perawatan kulit yang terjangkau dengan hasil maksimal. Rupanya, pilihannya jatuh pada produk Olay Regenerist Micro Sculpting. Baginya produk ini mampu membuat kulit tetap lembab dan elastis.

“Di jaman sekarang ini kita harus pandai dalam memilih produk yang sesuai kebutuhan dengan harga yang terjangkau,” kata aktris kelahiran Belanda, 14 Mei 1963 yang didapuk sebagai Brand Ambassador Olay Regenerist di Indonesia.

Hal ini dibenarkan oleh Junita Kartikasari, PR Manager P&G Home Product Indonesia yang mengatakan, “Olay White Radiance dan Olay Micro-Sculpting cream memberikan solusi pintar bagi wanita utk mendapatkan kulit tampak sehat, kencang dan tampak cerah bercahaya dengan harga kurang dari separuh krim mahal dunia” ujarnya.

Dan untuk dapat tampil maksimal dalam setiap kesempatan, pakar make-up Qiqi Franky menyarankan ketika make-up di siang hari sebaiknya setelah wajah dibersihkan gunakan serum sebelumnya agar make-up dapat menempel lebih lama. Jika ingin menggunakan foundation dapat dicampur dengan pelembab sehingga hasil lebih merata dan berkilau. Sapukan make up tipis supaya lebih segar, warna-warna cerah seperti pink, magenta dapat diulaskan di bagian mata dan jangan lupakan blush on warna coklat atau pink.

Sementara untuk make-up malam hari, menurut artist make-up ini menyarankan sebaiknya pelembab tidak hanya digunakan di bagian muka saja, supaya lipstick lebih terlihat penuh dan tahan lama. Pada bagian mata supaya terlihat lebih dramatis ulaskan mascara satu kali kemudian berikan bedak tabur dan ulaskan kembali maskaranya, bulu mata akan terlihat penuh. [view]

Tulisan ini ditulis dan dimuat untuk VIEW edisi Mei  2010

Choky Sitohang

Siapa tak kenal dengan pria yang satu ini. Sosoknya yang energik, ramah dan rendah hati, membuat kehadirannya selalu dinanti para penggemarnya. Kini, namanya pun kian melambung di panggung hiburan. Ia disebut-sebut sebagai presenter yang multitalenta.

Dialah, Binsar Choky Victory Sitohang (27), yang lebih dikenal dengan Choky Sitohang. Pria ganteng ini, saban hari membawakan acara di program musik yang tengah digandrungi pemirsa TV. Salah satunya adalah Happy Song yang tayang live setiap hari di Indosiar. Tak hanya itu, penampilannya yang apik di salah satu program ‘biro jodoh’ Take Me Out dan Take Him Out, yang tayang di stasiun televisi yang sama, juga sangat diminati. Tak heran, bila kesibukan pria kelahiran Bandung, 10 Juli 1982 ini sangatlah padat.

Namun, meski sibuk sebagai model, presenter dan pengajar di salah satu lembaga pendidikan bahasa Inggris ternama, Choky tetap tampil energik. Julukan sebagai sosok pekerja keras dan pantang menyerah pun tak lepas dari Choky. Walau namanya kini masuk dalam jajaran presenter papan atas, ia tak ingin berpuas diri. Maklum, sebelumnya ia pernah menjajal profesi sebagai penyiar radio, reporter teve dan presenter.

Dan dalam perjalanan karirnya, ia juga mengalami ‘jatuh bangun’. Ia mengaku pernah ditolak dan tak diberi kesempatan dalam pekerjaan yang kini digelutinya. “ Selama merintis karier ini, banyak suka duka yang saya alami. Pengalaman pahit dari tingkat senioritas pun tak jarang saya alami,” kenangnya. Namun, beragam masalah yang dihadapinya selalu dijadikan pembelajaran diri agar menjadi seorang yang kuat. “Semua masalah, pasti ada solusinya,” ujar pria yang gemar bermain basket ini.

Diakui Choky, bahwa hal yang membuatnya bertahan hingga saat ini adalah integritas dan kerendahan hati. Kedua hal tersebut, menurutnya harus dimiliki setiap orang yang ingin meraih sukses, termasuk dirinya. Disamping itu, kesuksesan yang diraihnya tak terlepas dari adanya penyertaan Tuhan. Betapa tidak, untuk bisa tampil seperti saat ini, ia harus menunggu selama delapan tahun dengan terus bekerja keras. Dengan kesuksesan yang kini di genggamnya, ia tengah berencana mewujudkan impiannya untuk mengembangkan sebuah kantor manajemen di dunia entertainment.

Selain itu, ia juga bermimpi membangun sekolah broadcasting untuk menghadirkan presenter-presenter muda yang berbakat. Kini, Choky tengah merancang sebuah program acara televisi berupa talkshow yang mengangkat realita kehidupan seseorang. Dan tentunya, ia pun tetap ingin mewujudkan cita-cita kecilnya menjadi seorang penyanyi. Katanya, sejak remaja, putra sulung dari pasangan Poltak Sitohang dan Diana Napitupulu ini bermimpi bisa menjadi penyanyi setenar Bob Tutupoli atau Koes Hendratmo.

Lalu, apa saja kesenangan pribadi yang bisa dilakukannya disela-sela kesibukannya? “Saya tetap rajin berolahraga. Karena rutin dijalani, tubuh saya jadi seperti ini. Saya pun lebih lincah, sehat dan selalu berfikir positif. Dan yang pasti, saya makin rajin bercermin,” ucapnya terbahak, memamerkan giginya yang putih bersih. [view]

Tulisan ini ditulis dan dimuat untuk majalah VIEW Edisi Nopember 2009

Rahasia Kecantikan Selebriti

Menjadi tua adalah sebuah keniscayaan. Munculnya tanda-tanda penuaan seperti garis halus, keriput, bintik hitam, pori-pori besar, kulit kering, kulit wajah kasar, warna kulit tidak merata dan kulit wajah tak lagi kencang kerap menjadi momok yang menakutkan bagi kaum hawa. Tak heran, bila kecantikan menjadi aset yang begitu berharga.

Tak dipungkiri bahwa setiap wanita pasti ingin selalu tampil cantik, bersih dan sehat serta tubuh yang sempurna. Terlebih bagi kalangan selebriti. Paling tidak, bentuk tubuh yang sempurna dan wajah rupawan, merupakan modal utama mereka untuk tetap eksis di panggung hiburan.

Memang, kecantikan selebriti kerap menyedot banyak perhatian. Untuk mewujudkannya, biasanya kaum hawa rela melakukan beragam cara. Mulai dari perawatan modern hingga tradisional. Dan sejatinya, untuk tampil cantik dan mempesona, tak perlu merepotkan diri dengan bolak-balik salon kecantikan. Pasalnya, dengan perawatan sendiri secara sederhana di rumah pun tetap bisa tampil cantik.

Seperti yang tampak pada tujuh selebriti wanita, diantaranya Soraya Haque, Marissa Haque, Shahnaz Haque, Nola Baldi, Widi Mulia, Cynthia Lamusu dan Ira Wibowo. Bagaimana para selebriti ini menjaga kecantikannya di tengah segudang kesibukannya? Ternyata apa yang mereka lakukan sangat sederhana saja. Selain melakukan perawatan rutin setiap hari, mereka mengaku menjalani hidup dengan penuh percaya diri.

Marissa Haque (47), rajin minum air putih dan tak pernah lupa tersenyum. Untuk kecantikan batin, istri Ikang Fauzi ini mengatakan, rajin bersyukur setiap akan memulai beraktifitas dan  berpikir positif. Lain halnya dengan Soraya Haque (44). Adik Marissa ini, punya resep khusus  untuk tampak muda lebih muda dari usia.   “Terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak akan membuat kulit cepat tua,” ujar Aya, sapaan akrab mantan model dan peragawati yang membuka Soraya Haque Modelling School, sejak 1992 silam. Sementara bagi Shahnaz Haque (37), resepnya lebih sederhana dari kedua kakaknya. “ Kalau mau awet muda, resep dasarnya adalah cinta,” tegas istri dari drummer kawakan, Gilang Ramadhan.

Ira Wibowo (42), mengamini apa yang dikatakan Shahnaz. Kecantikan, katanya, harus di mulai dari dalam, yaitu dari hati dan pikiran. Dan baginya pikiran positif dapat berpengaruh terhadap suasana sekitar. Tak heran, bila istri Katon Bagaskara ini merasa paling cantik ketika sedang bahagia dan banyak tertawa. “Orang yang selalu berpikir negatif, tak akan terlihat cantik, meski sudah dipoles make-up,” ujarnya.

Tiga wanita muda yang tergabung dalam kelompok Be3, Cynthia Lamusu (31), Widi Mulia (30) dan Nola Baldi (31), sepakat dengan apa yang dipaparkan keempat seniornya. Bagi ketiganya, kecantikan fisik adalah anugerah yang harus dirawat agar auranya terlihat maksimal. Seperti Cynthia, yang mengaku kondisi kulit wajahnya yang sensitive, menjadikan dirinya bergantung pada obat dokter.

Beruntung para wanita cantik ini, menemukan solusi menjaga kulit wajah tetap bersinar. Untuk mengatasi tanda-tanda penuaan dini tersebut, ketujuh selebriti ini mempercayakan perawatan kulitnya kepada Olay Total Effect sebuah rangkaian perawatan kulit terdiri dari Olay Total Effect Foaming Cleanser, Olay Total Effect Daily Serum, Olay Total Effect Night Cream, Olay Total Effect Day Cream dan Olay Total Effect Mask. “ Setelah mencoba Olay Total Effect, kulit sensitifku jauh lebih halus dan kencang. Suamiku bilang, setiap hari aku bikin dia pangling,” ujar Soraya Haque, yang didapuk menjadi Brand Ambassador Olay Total Effect yang pertama.

Sementara Nola Baldi mengaku jenis kulit wajah kering yang membuat wajahnya tampak tua. Namun setelah menggunakan Olay, wajahnya terasa lebih lembab dan tampak lebih muda. “Olay membuat kulitku halus dan lebih bersinar, dan suami pun semakin memuji,” ujarnya. Ira Wibowo pun berkomentar sama. “ Melihat wajahku tak tampak berusia 40 tahunan, suamiku juga ikut rutin menggunakan Olay Total Effects.”

Saat ini, ketujuh wanita itu dikenal sebagai bintang dengan penampilan yang sempurna. Mereka menjalani hidup dengan penuh semangat dan percaya diri berkat tampilan wajah yang mengagumkan. “Oleh karenanya Olay bangga menjadi bagian dari keluarga besar ketujuh wanita cantik, bintang Indonesia terbaik yang bekerja dengan hati dan mencintai serta dicintai keluarganya,” ujar Junita Kartikasari, PR Manager P&G Home Products Indonesia. [view]

Artikel ini ditulis dan dimuat untuk VIEW Edisi Oktober 2009

Farah Quinn

foto by fernandez view

foto by fernandez view

Nama Farah Quinn, 29 tahun, kian tenar saja. Pemandu acara masak memasak bertitel Ala Chef di Trans TV ini, tengah menjadi buah bibir. Maklum, Farah boleh dibilang chef yang sempurna. Tak hanya piawai memasak, tapi juga cantik, seksi dan keren. Tak heran, bila program acara kuliner ber-setting di alam terbuka ini banyak diminati pemirsa televisi. Koki cantik yang seksi ini makin membuat acara masak memasaknya makin  yummy..

Dunia kuliner bukanlah hal yang baru baginya. Sejak di bangku SD, dapur menjadi tempat yang mengasyikkan bagi wanita kelahiran Bandung, 8 April 1980 ini. Pun ketika ia kuliah di Amerika, aktifitas masak memasak baginya sangat menggoda. Karena itu, setelah merampungkan kuliahnya di jurusan finance, ia kembali kuliah di bidang kuliner spesialisasi pastry di Pittsburgh Culinary Institute, Pennsylvania.

Dan sejak itu, dunia kuliner benar-benar menjadi bagian dari hidupnya. Di tengah-tengah kesibukan kuliah, ia juga nyambi bekerja Lydia’s Pittsburgh, restoran Italia terkenal di Pittsburgh, Pennsylvania. Seakan tak puas mendalami dunia kuliner, ia pun kembali belajar di Word Pastry Championships dan sempat berguru pada ahli pastry seperti Ewald Notter dan Collete Peters.

Di sela-sela belajarnya, ia bekerja sebagai ahli pastry di Arizona Biltmore Resort, Phoenix, Arizona. Hingga akhirnya pada 2005, ia dan suaminya, Carson Quinn, merintis usaha kuliner sendiri dengan membuka restoran bernama Camus di New York. Sayang, restoran yang terletak di hotel bintang empat itu terpaksa dijualnya karena harus hijrah ke Jakarta.

Beruntung kepiawaiannya memasak tak sia-sia. Begitu tiba di tanah air, ia dipercaya memandu acara masak memasak Ala Chef. Di awal pekan pertama setiap bulannya, chef yang baru menetap di Indonesia sekitar delapan bulan ini, disibukkan dengan syuting Ala Chef –yang seringkali mengambil lokasi di luar kota.

Hobby Masak

Ibu Armand Quinn, (2) ini, mengakui sejak kecil memang gemar memasak. Ia acapkali menemani ibu dan neneknya memasak di dapur ketimbang bermain boneka. Mulai dari sekedar membantu membuat kue hingga mencoba-coba bikin kue sendiri. “Saya bersyukur ibu dan nenek tak keberatan, apalagi merasa terganggu. Dan kebisaan masak memasak itu terbawa, ketika saya harus jauh dari orangtua dan hingga detik ini,” kenang Farah.

Karena itu, ketika hendak liburan ke Indonesia, ia merasa surprise dengan adanya tawaran dari Trans TV untuk menjadi chef sekaligus presenter pada salah satu program barunya. “Setelah saya pikir-pikir kenapa tidak dicoba?. September saya kembali ke Indonesia untuk audisi dan langsung diterima. Oktober mulai pengambilan gambar dan saya merasa cocok, bulan berikutnya Ala Chef pun mulai ditayangkan,” kisah wanita bertubuh molek ini.

Diakui Farah, riwayat tentang dirinya memang telah dimiliki beberapa temannya ayahnya, termasuk raja Kuis, Helmy Yahya. “Mereka tahu saya dari acara Goodmorning Arizona. Kebetulan saya pernah menjadi bintang tamunya. Saya juga pernah tampil sebagai juri dibidang kuliner dalam acara pemilihan Gadis Pantene yang waktu itu disiarkan oleh Trans TV,” papar Farah.

Penampilannya dalam acara itulah yang memikat pihakTrans TV, membuat konsep acara kuliner yang berbeda dengan acara sejenisnya. Farah makin tertarik, karena dalam acara ini ia tampil tunggal tanpa bintang tamu. “Di acara ini, saya bertindak sebagai presenter plus chefnya. Syuting juga sering di luar kota, keliling Indonesia, meski masih seputar Jawa dan Bali, tapi sangat menyenangkan.”

Menu Daerah

Lama bermukim di luar negeri, tak membuat Farah lupa dengan menu-menu Indonesia. Karena itu, setiap kali tampil, ia gemar mendemokan masakan dari berbagai daerah. Biasanya, ia mencoba memadukan ide-ide pribadinya dengan menu-menu tradisional sesuai lokasi yang dikunjunginya. Meski sebelumnya ada tim survey terlebih dulu yang mencari tahu menu favorit, unik serta sederhana di setiap daerah yang dikunjunginya, ia tak tinggal diam. Itulah yang membuat menu yang disajikannya memang bernilai gizi dan tentunya yummy.

Bahkan ia sangat terkesan dengan masakan khas kota Solo, Jogjakarta dan Bali. “Kotanya memang indah dan kaya dengan beragam resep masakan yang sehat dan yummy. Sepulang dari Solo, berat badan saya langsung naik, saking nikmatnya,” kata chef yang suka makanan serba bakar dan semua jenis sayuran.

Yang menarik, disela-sela kesibukannya sebagai presenter Ala Chef, setiap weekend dan libur syuting, ia seringkali diundang ke berbagai acara masak-memasak di beberapa tempat. Dan sudah barang tentu, tampil di beberapa acara off air. “Saya tengah menyusun buku resep makanan sehat untuk anak-anak. Anak sehat menjadikan sebuah keluarga hidup sehat. Doakan bisa terbit dalam waktu dekat ini,” pintanya.  [view]

Tulisan ini ditulis dan dimuat untuk VIEW edisi Juli 2009

Bincang-bincang bersama Luna Maya

foto by fernandez view
foto by fernandez view

Model cantik yang juga bintang sinetron dan bintang iklan beberapa brand ternama ini, kerap menghiasi layar kaca. Tak hanya itu, gambar dirinya pun bertebaran hampir di setiap sudut keramaian kota Jakarta.

Ketenaran Luna makin bersinar. Sejak sukses berakting di film 30 Hari Mencari Cinta (2004) dan Brownies (2005), namanya kian terkenal. Terlebih ketika ia terpilih sebagai Bintang Lux pada 2006. Nama perempuan kelahiran Denpasar, 28 Agustus 1983 ini, terus berkibar lewat film-film layar lebar berikutnya. Bahkan lewat aktingnya di film Ruang (2006), ia masuk nominasi pada Festival Film Indonesia 2006, untuk kategori Pemeran Wanita Terbaik.

Aktris yang dikabarkan menjalin cinta dengan Ariel Peterpan ini, hingga kini sudah membintangi 13 judul film layar lebar. Dan perannya sebagai Selasih si Janda Kembang (2009) adalah film terakhir yang dibintangi bersama Agus Rahman Ringgo. Kini, saban pagi hari, Luna menyapa pemirsa lewat program acara musik bertajuk Dahsyat di RCTI, bersama Olga Syahputra dan Raffi Ahmad.

Selain kesibukannya di dunia hiburan, perempuan yang pada bulan Agustus mendatang, genap berusia 26 tahun ini, sibuk menjadi ikon beberapa merek global. Selain itu, sejak tahun 2007 lalu, Luna pun terpilih sebagai duta Word Food Program (WFP). Bahkan di program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi perbaikan gizi anak, ibu hamil, balita, pembangunan sanitasi dan air bersih ini, Luna rela tak dibayar.

Kini, Luna sibuk mengembangkan bisnis di bidang fashion dengan membuka butik berlabel LM Hardware dan salon New Hair Glory di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Lantas, bagaimana perempuan blasteran Jawa-Austria yang memiliki tinggi badan 173 sentimeter ini menjaga stamina dan kesehatan tubuhnya. Berikut pengakuan Luna kepada VIEW tentang aktifitasnya dalam menjalani hidup sehat.

VIEW: Sebagai selebriti yang memiliki jadwal yang padat, apakah Anda menjalani pola hidup sehat?

LUNA: Memang, hampir sebagian besar masyarakat tidak menjalankan pola hidup sehat, termasuk para selebriti sehingga mudah terkena stress, stroke dan sebagainya. Untungnya, sejak dulu saya terbiasa menjalani pola hidup sehat  dengan olahraga teratur dan mengkonsumsi makanan sehat.

VIEW: Motivasi yang paling mendasar, hingga Anda harus menjalani pola hidup sehat?
LUNA: Ya, sekarang di mana-mana ada polusi, belum lagi efek dari global warming yang mengancam kita. Coba bayangkan, 20 tahun mendatang, apa yang akan terjadi dengan kita, kalau kita tidak menjalani pola hidup sehat mulai dari sekarang.

VIEW: Selama ini pola hidup sehat seperti apa yang Anda terapkan?

LUNA: Sederhana saja kok. Saya biasa menerapkan hidup sehat dengan pola makan yang teratur, banyak minum air putih, vitamin dan selalu menyempatkan diri berolahraga usai beraktifitas.

VIEW: Di tengah kesibukan Anda, memang sempat berolahraga?

LUNA: Ya, sebisa mungkin saya lakukan. Dan nggak ada salahnya kan, kita berolahraga lima belas sampai setengah jam sebelum tidur. Apa lagi saya memiliki masalah dengan susah tidur.

VIEW: Kalau soal makanan?

LUNA: Yang penting makanan yang sehat dan menyehatkan. Dan karena saya tergolong paling malas, biasanya saya lengkapi dengan mengkonsumsi suplemen untuk menjaga kebugaran tubuh. Nah kalau soal makanan seperti gorengan, saya lebih suka buatan sendiri.

VIEW: Konon, meski badan Anda termasuk ringkih, tapi Anda pun seorang workaholic?

LUNA: Memang, meski ringkih saya pun workaholic. Maunya sih Sabtu dan Minggu bisa libur, tapi kalau ada kerjaan yang saya senangi, biasanya saya lupa segalanya.

VIEW: Lantas bagaimana Anda menyiasatinya, agar tidak drop, melihat badan Anda yang ringkih itu?

LUNA: Selain mengkonsumsi suplemen, saya juga sadar kok akan kondisiku sendiri, kalau sudah ada tanda-tanda drop ya saya harus istirahat.

VIEW: Mungkin Anda bisa berbagi tips untuk bisa hidup sehat dan menyehatkan sesuai, sebagaimana pengalaman Anda?

LUNA: Intinya, harus sadar dengan kondisi badan kita. Lalu istirahat dan tidur yang cukup, mengkonsumsi makanan yang sehat secara teratur serta selalu menyempatkan diri untuk olahraga, meskipun hanya beberapa menit. [view]

Tulisan ini ditulis dan dimuat untuk VIEW edisi Juli 2009

Bugar ala Seleb

sonia dagu bigTampil menarik, dengan tubuh yang bugar dan fit sudah menjadi keniscayaan bagi siapa saja. Terlebih bagi kalangan selebriti yang selalu menjadi sorotan publik. Dengan seabreg aktifitas, mulai dari menghadiri undangan hingga tampil sebagai bintang di sebuah film, sinetron atau iklan, mau tak mau para selebriti harus tampil bugar dan memesona sepanjang hari.

Lantas bagaimana para selebriti menjalani lakonnya sebagai public figure, dengan sederet pra syarat itu? Ada banyak cara untuk memperthankan dan membentuk tubuh  agar tetap segar dan bugar. Seperti yang dilakukan  dua selebriti cantik yang memiliki ‘multi’ profesi, Caroline Zachrie dan dr Sonia Wibisono. Keduanya,   selalu mendahulukan gaya hidup sehat untuk bisa tampil bugar.

Model cantik Caroline Zachrie, 33 tahun yang tengah menjajal dunia tarik suara misalnya, mengaku bisa tampil sempurna di atas catwalk maupun panggung hiburan lainnya, karena rajin berolahraga. Baginya olahraga sudah menjadi gaya hidup yang tak bisa dilepaskan begitu saja. Bahkan ia memilih menepati jadwal olahraga ketimbang harus mengejar jadwal syuting.

Dan selain berolahraga saban hari, ada aktifitas yang cukup membuat tubuhnya berkeringat yakni yoga bhikram –yang  dilakukan seminggu sekali. Yoga ini dilakukannya di ruangan bersuhu tinggi, sekitar 42 derajat celcius. “Berkeringat yang sehat adalah gaya hidupku. Aku jarang sakit, karena rajin berolahraga. Kulit sehatku juga bukan karena obat-obatan tapi dari keteraturan dalam menggerakkan seluruh tubuh.”

Model cantik kelahiran, Belanda 20 April 1975 ini juga rajin mengkonsumsi buah-buahan, juga banyak minum air putih sebelum dan sesaat setelah bangun tidur. Tak kalah pentingnya, wajib beristirahat selama 6-8 jam per hari.  “Itu yang bikin saya seger,” tambah presenter Insert Investigasi ini. Tak heran, bila di setiap kesempatan, Caroline selalu tampil sempurna dengan balutan busana yang memamerkan bentuk tubuhnya yang ideal.

Hal yang sama juga dilakukan dokter cantik, Sonia Wibisono, 32 tahun. Wanita ini makin sibuk dengan beragam aktifitas di dunia hiburan, ditengah ketatnya jadwal menjalani profesinya sebagai seorang dokter. Baginya, sebagai kaum perempuan muda yang hidup di perkotaan, harus bisa mensiasati untuk menjaga agar dirinya tetap sehat dan bugar. Terlebih di tangah tantangan stres serta kondisi lingkungan yang kurang ideal saat ini. “Kita harus rajin merawat diri, baik dari luar maupun dalam, semisal berolahraga, mengkonsumsi asupan gizi dan nutrisi yang cukup,” ujar dokter Sonia.

Menurut Sonia, harus diakui jika banyak kalangan selebriti yang sering kesulitan menerapkan pola hidup sehat yang benar dan seimbang. Bahkan terkadang banyak diantaranya yang terjerumus dalam gaya hidup yang tidak sehat. Padahal, menurutnya, gaya hidup sehat itu sangat mudah diterapkan semisal dengan olahraga teratur, minum asupan dan nutrisi seimbang dan makan makanan yang sehat.

“ Paling penting, tak lupa olah raga secara teratur,” kata wanita kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1977 ini. Katanya, berolahraga secara teratur akan melancarkan aliran darah seluruh tubuh. Selain itu, hidup akan lebih semangat, kulit lebih cerah, jantung lebih kuat, menstruasi pun lebih teratur. “ Disamping tidur yang cukup baik kualitas nyenyaknya maupun kuantitasnya selama delapan jam,” tambahnya.

Dokter Sonia pun selalu melakoni kebiasaan minum susu hangat atau calsium sebelum tidur serta mandi air hangat. Padatnya aktifitas menimbulkan yang sering menimbulkan stress, dapat diatasi dengan melakukan yoga. “ Bisa juga dengan menari, melukis atau menyanyi. Dan, jalani hidup ini dengan bahagia karena pasti Anda akan terlihat lebih cantik, sehat dan bugar.” [view]

Tulisan ini ditulis dan dimuat untuk VIEW edisi Juli 2009

Mengubah Perilaku Belanja

Confessions_of_a_ShopaholicDalam salah satu episodenya, Oprah Show pernah menayangkan sepasang manula merasa sangat tersiksa karena kecanduan belanja. Pasangan ini merasa, kehidupan mereka dirampas oleh tumpukan ‘barang belanjaan’ yang mereka beli. Nyaris tak ada sejengkal pun dari ruangan di rumah mereka yang kosong. Sampai  di lorong-lorong rumah penuh dengan barang-barang, yang juga tak mereka ketahui fungsinya. Rumah mereka berubah menjadi gudang tumpukan sampah seberat sepuluh ton. Dan tanpa mereka sadari, hal ini berlangsung selama puluhan tahun.

Seorang desainer interior yang diutus Oprah, melibatkan 100 orang tenaga kebersihan untuk membersihkan rumah pasangan ini. Butuh waktu, selama waktu selama dua pekan, dan tujuh pekan agar sang desainer bisa mengubah rumah yang mereka dambakan menjadi bersih. Lantas, usai direnovasi, apakah gaya hidup pasangan itu akan berubah atau tetap dengan pola hidup lamanya?

Singkat cerita, setelah setahun berlalu, sang desainer interior kembali ke rumah kliennya, untuk melongok kondisi rumah. Rupanya pasangan ini telah berubah karena gaya hidupnya, tidak seperti dulu lagi. Tak lagi nyandu belanja, menyimpan ‘sampah’. Ya, kondisi rumah itu 95 persen masih sama keadaanya dengan setahun silam.

Kisah menarik soal kebiasaan belanja dituturkan Shopie Kinsella dalam novelnya berjudul Confessions of a Shopaholic. Cerita yang kemudian diangkat ke layar lebar, Maret lalu, dengan judul yang sama. Diperankan Isla Fisher sebagai Rebecca Bloomwood, seorang jurnalis yang digambarkan sebagai penggila belanja. Ia selalu tergoda untuk membelanjakan uangnya untuk barang-barang bermerek. Profesinya sebagai jurnalis, tak menolong gaya hidupnya Rebecca. Kemelut pun terjadi,  meski ia telah berhemat. Kartu kreditnya diblokir dan ia mulai dikejar-kejar hutang. Ia pun akhirnya menyerah dan pulang ke rumah orangtuanya untuk menenangkan diri.

Di penghujung cerita, Rebecca yang tertarik menuliskan kemalangan tetangga yang ditipu perusahaan asuransi. Tak dinyana, artikelnya mengguncang dunia. Tawaran tampil di salah satu stasiun teve pun berdatangan. Dengan penampilan alakadarnya, Rebecca akhirnya tampil sebagai sosok baru yang terbebas dari jeratan hutang bank. Tak hanya itu, sejak saat itu pula, ‘gadis bersyal hijau’ bertemu pujaan hatinya Luke Brandon (Hugh Dancy).

Kisah di atas merupakan gambaran seseorang konsumen yang merasa terkekang akibat ‘latah’ untuk selalu belanja, tanpa berpikir panjang. Dan dari cerita ini, terungkap sekelumit peran ‘desainer’ –yang tak lain adalah kita selaku konsumen— sebagai perubah alias pencipta perilaku dalam menjalani hidup.

Diakui atau tidak, krisis ekonomi global ternyata mampu mengubah perilaku sebagian besar konsumen, termasuk Indonesia. Kini, konsumen lebih memilih berbelanja di toko dan pasar-pasar tradisional. Dari data studi ShopperTrends 2009 oleh The Nielsen, tercatat took-toko tradisional dipilih untuk membeli makanan, meningkat menjadi 13 hingga 25 persen dari total konsumen. Sementara pasar-pasar tradisional dipilih sebagai tempat untuk membeli daging dan ikan segar, naik menjadi 60 persen. Padahal pusat perbelanjaan modern tumbuh subur, mulai dari kelas menengah hingga kelas premium. Bahkan kini, Indonesia telah memiliki Harvey Nichols, peritel premium. Hadir pula Grand Indonesia, sebuah mega mal terbesar yang menjadi landmark Indonesia. Juga Plaza Indonesia, Plaza Senayan dan Senayan City, yang mengklaim sebagai mal kelas dunia.

“Dari segi produk, di kalangan menengah ke atas tidak ada perubahan. Namun, di kelas menengah ke bawah, terjadi peralihan ke merek-merek dan produk yang lebih murah,” jelas Yongky Surya Susilo, Director Retailer Service PT AC Nielsen Indonesia.

Dan memang, keberadaan pasar modern akan tetap tumbuh sesuai dengan kebutuhan konsumen modern, baik di kota besar maupun kota kecil. Tak cukup disitu, konsepnya pun diubah guna mendongkrak image, pelayanan, sekaligus solusi hiburan bagi konsumen. “Saat ini, komposisi perbandingan persentase antar pasar tradisional dengan modern adalah 64:36. Secara total kategori kebutuhan konsumen, termasuk komoditas, estimasi pasar modern hanya memberikan kontribusi 10 persen,” kata Yongky.

Paling tidak, gambaran perilaku belanja serta kecendrungan belanja yang mulai bergeser bukan berarti akan mematikan aktivitas para penggila belanja. Karena sejatinya, keberadaan kaum shopaholic tak terlepas dari adanya upaya kapitalisasi industri yang terus menghadirkan ‘surga belanja’. Setuju atau tidak, kondisi ini pula yang pada akhirnya menggiring para konsumen untuk kembali menelaah diri sendiri agar berlaku bijak dalam berbelanja. [view]

artikel ini ditulis dan dimuat untuk VIEW edisi Mei 2009

Bincang-Bincang Bersama Nicholas Saputra

nicholas-saputraSiapa tak kenal bintang film tenama Nicholas Saputra. Sosok ganteng bermata tajam ini, begitu digemari banyak wanita muda karena aktingnya yang memukai di film Ada Apa Dengan Cinta. Tak heran, jika aktor muda ini, didapuk sebagai ikon sebuah pusat perbelanjaan Senayan City di Jakarta. Lagi-lagi wajah gantengnya baka terpampang selama setahun di mal mewah ini.

Nico mengawali karirnya sebagai model ini. Tapi, perannya sebagai Rangga di film Ada Apa Dengan Cinta (2002), yang membuatnya terkenal. Beberapa film layar lebar pun ia bintangi, seperti Biola Tak Berdawai (2003), Janji Joni dan Gie.  Di tiga film ini, kepiawaiannya berakting memang patut diacungi jempol. Tak hanya itu, Nico lagi-lagi berakting total dalam film 3 Hari Untuk Selamanya (2007), 3 Cinta 3 Doa  dan film kolosal Drupadi (2008).

Setiap kali bermain film, pria kelahiran Jakarta, 24 Februari 1984 ini selalu mendapat pujian penonton.  Penikmat film pun selalu menunggu aktingnya. Tak heran, jika namanya acapkali menjadi perbincangan para sineas film, termasuk para produser sinetron. Namun, tak mudah merayu Nico dengan tawaran honor tinggi. Maklum, pria muda ini, sangat profesionalisme dalam meniti karirnya.

Berikut petikan wawancara View dengan aktor yang sejak awal April lalu menjadi presenter The Ticket di Channel [V] ini :

VIEW: Anda dipilih menjadi ikon Senayan City, komentarnya?
NICHOLAS: Yang jelas, saya benar-benar berterima kasih pada Senayan City yang merelakan dinding-dindingnya dipenuhi dengan foto-foto saya. Dan pastinya saya akan makin sering datang ke sini.

VIEW: Bagaimana perasaan Anda?
NICHOLAS: Saya bangga bisa jadi bagian dari keluarga besar Senayan City. Sebagai mal besar di Jakarta, Senayan City merupakan tempat yang nyaman dan sangat berkualitas.

VIEW: Apa yang Anda sukai jika berkunjung  ke mal?
NICHOLAS: Bagi saya, mal tak sekadar tempat jalan-jalan, tapi jadi salah satu tempat untuk bersosialisasi dengan banyak orang. Saya juga suka cari makan di restoran atau mencari kebutuhan untuk penampilan, seperti baju dan sepatu.

VIEW: Kabarnya,  Anda kurang suka memperhatikan fashion, komentar Anda?
NICHOLAS: Saya memang tidak terlalu paham dengan fashion. Tapi biasanya saya memakai baju tergantung lokasi yang saya datangi. Kadang saya cuma pakai kaos, celana pendek dan sandal. Dan yang jelas saya akan menghormati orang yang mengundang. Jika harus berpenampilan rapih, ya nggak masalah.

VIEW: Lantas pakaian apa yang menjadi ciri khas Anda?
NICHOLAS: Saya lebih memilih gaya street style yang santai. Saya paling suka t-shirt, celana pendek atau sandal jepit.

VIEW: Apakah Anda pernah mengalami salah kostum ketika menghadirisuatu acara?
NICHOLAS: Hehehehe… nggak dong. Mudah-mudahan nggak akan terjadilah. Sebisa mungkin saya berusaha menghindari hal itu. [view]

Artikel ini ditulis dan dimuat untuk VIEW edisi Mei 2009

Bincang-bincang Bersama Wanda Hamidah

caleg-wandaSiapa yang tak kenal Wanda Hamidah. Wajahnya kerap hadir di layar kaca, ketika masih berprofesi sebagai presenter berita pada salah satu stasiun televisi nasional. Jauh sebelum itu pun, paras cantiknya selalu menghiasai halaman majalah remaja dan wanita, ketika masih berkecimpung di dunia modeling –yang digelutinya sejak usia remaja. Kini, perempuan yang berprofesi sebagai notaris itu menjajal kemampuannya di panggung politik. Lewat Partai Amanat Nasional (PAN), Wanda maju sebagai calon anggota lesgislatif (caleg) untuk provinsi DKI Jakarta pada Pemilu 2009 yang digelar 9 April 2009.

Memang, banyak kalangan menilai, tampilnya perempuan kelahiran Jakarta, 21 September 1977 di panggung politik ini bukan sekadar latah atau ‘ujug-ujug’ seperti kalangan selebriti lainnya. Aktivitas politiknya dibangun sejak menjadi mahasiswa. Tak itu saja, Wanda pun mengakui, menjadi saksi tewasnya empat rekan mahasiswa Trisakti dalam peristiwa Reformasi 1998. Usai menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Wanda bergabung dengan PAN.

Meski pada awalnya ia hanya menjadi simpatisan dan juru kampanye saja, tapi pada akhirnya ia pun membulatkan tekad, terjun di dunia politik praktis secara all out. Tak sekadar menjadi petinggi partai, perempuan yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak ini, menjadi caleg DPRD DKI Jakarta ‘nomor urut satu’ untuk daerah pemilihan Jakarta Selatan.

caleg-wandahLantas, seberapa jauh kepiawaian ibu dari tiga anak ini untuk bisa melenggang ke gedung dewan nanti. Pun program yang bakal digelontorkan bila dirinya terpilih menjadi anggota dewan kelak. Berikut, perbincangan VIEW dengan penerima penghargaan Artis Peduli Hukum dan HAM dari Menteri Hukum dan HAM, April 2008 silam disela-sela peluncuran buku Pidato-Pidato yang Mengubah Dunia di Jakarta beberapa waktu lalu.

VIEW: Kenapa Anda tertarik dengan dunia politik?

WANDA: Karena dari dunia politik inilah, segala aspirasi rakyat bisa disampaikan. Dan dunia politik juga menjadi alat untuk menyelamatkan Indonesia.

VIEW: Sejak kapan ketertarikan Anda pada politik?

WANDA: Ketertarikan saya untuk terjun ke politik praktis diawali sejak menjadi aktivis mahasiswa. Sementara pilihan terhadap parpol yang kini saya geluti karena dilandasi pada platformnya, diantaranya penghargaan pada pluralisme. Jauh sebelum itu, saya sudah terbiasa melahap buku karya tokoh politik dunia sejak di bangku SMP. Bahkan ketika mahasiswa saya punya mimpi bahwa Indonesia memiliki parpol selain yang tiga dulu itu (PPP, Golkar dan PDI).

VIEW: Sebagai aktivis politik, dari sekian banyak tokoh politik, siapa saja yang Anda kagumi?

WANDA: Jujur, saya mengagumi tokoh politik seperti Martin Luther King, Imam Khomeini, Mahatir Muhammad, hingga Soekarno. Termasuk sosok Ali Sadikin pun saya kagumi.

VIEW: Anda pun kini mencalonkan diri sebagai calon anggota dewan terhormat di DPR/MPR,  apakah ini aji mumpung?

WANDA: Bukan. Karena harus dicatat, saya terjun di dunia politik praktis sudah lama, sejak saya lulus kuliah tahun 2000 silam. Jadi ini, jelas-jelas bukan aji mumpung.

VIEW: Sebagai selebriti, banyak kalangan menilai modal Anda hanyalah popularitas, komentar Anda?

WANDA: Sah-sah saja orang berpendapat seperti itu. Dan saya akui, popularitas juga bagian dari modal saya, selain kemampuan yang saya miliki.

VIEW: Dan kenapa sepopuler Anda, hanya maju ke tingkat provinsi?

WANDA: Karena saya tidak mau sesuatu yang instan, saya ingin berkarir di politik itu bukan karena aji mumpung saya sebagai public figure. Memang, tak dipungkiri banyak orang yang mengenal saya sebagai seorang artis, tapi bukan berarti tak banyak orang mengenal saya di panggung politik.

VIEW: Lalu apa yang sudah Anda lakukan?

WANDA: Selain terus belajar seputar seluk beluk dunia politik praktis, sebagai politisi tentunya saya harus mendekati dan mendengar suara konstituennya. Dan yang saya lakukan sekarang ini adalah menghadiri pertemuan-pertemuan kaum ibu-ibu atau door to door, karena memang saya ingin memperjuangkan mereka.

VIEW: Kenapa Anda menerapkan sistem door to door?

WANDA: Ya, supaya masyarakat lebih kenal siapa calon yang akan mewakili mereka, sehingga mereka juga bisa bertanya langsung pada saya. Saya sangat sedih melihat kenyataan dalam masyarakat banyak, yang enggak tahu siapa calegnya.

VIEW: Anggapan bahwa pentas selebriti di panggung politik hanya sebagai pemanis, komentar Anda?

WANDA: Bisa jadi begitu. Memang banyak artis kan manis-manis… hehehe… Tapi janganlah meremehkan kemampuan artis. Meski saya sendiri tidak mengaku sebagai artis, kan banyak masyarakat yang menganggap saya sebagai artis. Jadi lihat saja nanti, bahwa artis pun bukan sekadar pemanis. [view]

Tulisan ini ditulis dan dimuat untuk majalah VIEW edisi April 2009

Selebriti di Panggung Politik

caleg1Lain dulu, lain sekarang. Dulu, kehadiran artis hanya sekedar sebagai penggembira dan penghibur saat kampanye di gelar. Kini, mereka ikut terjun langsung di panggung politik. Fenomena ini bukan barang baru, mengingat pada Pemilu 2004 lalu, ada sekitar 25 artis yang maju sebagai calon anggota legislatif (caleg). Dan, sejumlah artis, terbukti sukses di kancah pemilihan kepala daerah beberapa bulan lalu, seperti Dede Yusuf, Rano Karno dan Dicky Chandra.

Diakui atau tidak, tampilnya para artis di pentas politik dalam pesta demokrasi yang bakal di gelar 9 April nanti, cukup menyita perhatian. Paling tidak, sosok yang biasanya ‘wara-wiri’ di layar kaca itu, lebih dikenal masyarakat. Entah mengatasnamakan popularitas atau kualitas, sejumlah partai politik (parpol) pun seakan-akan ‘latah’ berlomba mengusungnya. Bermodal popularitas yang disandangnya, diharapkan akan mendongkrak suara parpolnya. Sederer artis pun digadang-gadang sejumlah parpol, sejak beberapa bulan lalu.

Diantara para pesohor yang maju sebagai caleg dalam pemilu kali ini, tercatat nama Tantowi Yahya, Nurul Arifin, Jeremi Thomas, Bangkit Sanjaya dan Dharma Oratmangun sebagai kader di Partai Golkar. Sementara artis yang menjadikan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai gerbong politiknya, Marissa Haque, Evie Tamala, Lyra Virna, Ferry Irawan, Okky Asokawati, Ratih Sanggarwati, Emilia Contessa, Denada, Mieke Wijaya, Kristina, Rahman Yacob, dan Soultan Saladin.

Partai Amanat Nasional (PAN) –partai yang dianggap banyak mengawal kalangan selebriti untuk maju ke gedung dewan, sejumlah nama seperti Eko Patrio, Mandra, Derry Drajat, Tito Sumarsono, Mara Karma, Adrian Maulana, Ita Mustafa, Popy Maretha, Ikang Fauzi, Maylaffaiza, Henidar Amroe, Raslina Rasidin, Marini Zumarnis, Primus Yustisio, Cahyono, Lucky Emuardi, Intan Savila, Ferry Soraya dan Wanda Hamidah.

Sedangkan, di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), terdapat Sonny Tulung, Rieke Dyah Pitaloka, Edo Kondolongit, dan Miing Bagito. Di partai Demokrat, ada Komar, Venna Melinda, Inggrid Kansil, Tere, Angelina Sondakh, dan Adji Massaid. Dan, di Partai Damai Sejahtera (PDS) tercatat nama Thessa Kaunang, Ricky Jo, Tamara Geraldine dan Ronny Pangemanan. Sementara di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggandeng Teuku Firmansyah dan Gita KDI.

Selain partai besar, sejumlah partai baru, pun mengusung kalangan selebriti, diantaranya Muchsin Alatas, Gusti Randa dan Anwar Fuady yang bergabung di Partai Hanura. Begitu pula dengan Partai Gerindra yang memilih Rachel Maryam dan Tessa Mariska. Nama aktor kawakan, El Manik diusung oleh Partai Matahari Bangsa (PMB). Sementara artis –yang telah lama vakum— Yuyun Sukowati muncul sebagai caleg di bawah bendera Partai Indonesia Sejahtera (PIS).

Dari sejumlah selebriti tersebut, paling tidak terdapat 20 orang artis yang bertarung di daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat yang terbagi dalam 11 dapil. Sementara yang lainnya tersebar di dapil yang memiliki suara signifikan seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Riau.

Meski pada kenyataannya, tak sekadar cibiran yang didapat, ‘nama beken’ para artis pun menjadi kendala. Namun hal itu, tak menyurutkan artis untuk tetap maju menjadi caleg dan bersaing dengan tokoh-tokoh popular lainnya. Akankah para selebriti itu mampu membuktikan bisa mendulang suara dalam pemilu nanti? Ataukah hanya sekadar menjadi ‘politisi pajangan’ untuk memeriahkan pesta demokrasi berbiaya besar ini.

Soal itu, sejumlah petinggi parpol yang menampung selebriti, menepisnya. Mereka berani menjamin bahwa para artis yang terpilih, kelak akan mampu melaksanakan tiga fungsi anggota legislatif, seperti legislasi, anggaran dan pengawasan. “Diakui, popularitas artis menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan, disamping aspek pendidikan dan intelektualitas. Dan caleg artis diyakini mampu menjalankan tiga fungsi itu,” jelas Ketua DPP Partai Demokrat, Syarif Hasan.

Hal senada diungkap Sekjen Partai Hanura, Yus Usman, bahwa partainya tak semata mengandalkan popularitas artis, tapi juga memperhatikan pendidikan, kompetensi, dan kemampuan mereka dalam bersosialisasi. “Walaupun dia artis populer, tapi kalau tak punya pendidikan memadai, kemampuan bermasyarakat kurang, kami tak rekrut,” katanya.

Bahkan beberapa waktu lalu, Soetrisno Bachir, orang nomer satu di tubuh PAN pun sempat berseloroh mengenai keberadaan artis di panggung politik, “Artis juga untuk menjadi hiburan, supaya politik yang kotor itu dapat cerah.” Dan memang, munculnya kalangan selebriti di ranah politik pemilu kali ini, harus diakui memberi warna tersendiri pada kelangsungan kehidupan demokrasi di tanah air. [view]

Tulisan ini ditulis dan dimuat untuk VIEW edisi April 2009