Lebih Dekat Dengan Aryo Djojohadikusumo: “Bertindak Nyata untuk Rakyat”

Hampir separuh hidupnya dihabiskan di luar negeri, tapi ia tetap cinta akan negerinya. Bahkan jiwa merah putihnya begitu kentara ketika bicara soal Indonesia. Di sela kesibukannya sebagai seorang enterpreuner muda, ia tetap meluangkan waktu, tenaga, waktu dan pikirannya untuk kemajuan generasi muda Indonesia yang dicintainya.

Dialah Aryo Djojohadikusumo (28), Ketua Umum Pengurus Pusat Tunas Indonesia Raya (TIDAR). Apa yang dilakukannya bukanlah sekedar mengekor ayahnya, Hasyim Djojohadikusumo yang ikut membidani lahirnya Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bersama Prabowo Subianto, pamannya. Semua itu atas dasar kecintaannya pada negeri bernama Indonesia. ”Waktu itu, saya masih di luar negeri. Saya mendapat kabar ayah dan paman saya mendirikan partai politik, hati saya pun tergerak untuk ikut membantu, meski saya sendiri tak begitu menyukai dunia politik,” aku lajang kelahiran Jakarta, 25 April 1983 ini.

Setelah berkonsultasi dengan Hasyim Djojohadikusumo dan Fadli Zon, ia pun diarahkan ke Tidar, salah satu sayap partai Gerindra yang mewadahi generasi muda. Akhirnya sepulangnya dari Inggris, pemilik PT Karunia Tidar Abadi ini resmi bergabung di Tidar dan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum mendampingi Mohamad Haris Indra yang didapuk sebagai Ketua Umumnya.

Dalam perjalanannya, karena kesibukan Haris dalam pemilu legislatif 2009 silam, Aryo pun diminta untuk menggantikan posisinya. Dan pada Kongres Tidar yang pertama 2011, Aryo terpilih menjadi Ketua Umum Tidar periode 2011-2016. Tak sebatas itu saja, Aryo pun tercatat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra.

Pria bernama lengkap Aryo Puspito Setiaki Djojohadikusumo –yang  mengenyam pendidikan luar negeri sejak 1996 hingga 2008 ini— merasa beruntung bisa menikmati kesempatan itu dan baru disadarinya setelah ia balik ke Indonesia. Di mata pecinta klub Arsenal ini, Indonesia itu sarat dengan potensi bahkan berlimpah. Tapi pada saat yang sama, penduduk Indonesia sendiri meski sadar akan hal itu tapi tidak melakukan apa-apa.

”Indonesia itu benar-benar negara adidaya. Sepantasnya Indonesia tidak diposisikan seperti saat ini. Saya adalah patriot, nasionalis, keluarga saya juga bagian dari pendiri bangsa ini. Saya tidak sudi Indonesia hanya sebatas ini. Saya pun tidak sabar melihat Indonesia menjadi lebih baik dari ini,” ujar lulusan University of London School ini.

Tak heran bila di tengah kesibukannya selain mengurusi bisnis keluarga dan perusahaannya, Aryo getol mengkampanyekan gerakan ‘Bertindak Nyata untuk Bangsa’ lewat Tidar yang dinahkodainya. Selain itu virus tindakan nyata yang disebarkan Aryo lewat langkah-langkah ‘lima cinta’ Tidar terus mewabah dalam jiwa-jiwa pemuda tanah air. “Ya lewat lima cinta yang diusung Tidar diantaranya Cinta Diri, Cinta Sesama, Cinta Belajar, Cinta Kesantunan dan Cinta Indonesia saya mengajak anak muda untuk menyuarakan dan mendukung karya nyata anak bangsa demi terciptanya masa depan Indonesia yang lebih baik,” tegas cucu begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini.

Lantas seperti apa kipranya mengembangkan sayap partai sebagai penopang gerak perjuangan Partai Gerindra? Kepada Hayat Fakhrurrozi dari GARUDA enterpreuner muda ini memaparkan upaya dan gerak langkahnya sebagai Ketua Umum TIDAR saat ditemuinya kantornya di kawasan Kebayoran Baru, awal Juli lalu. Berikut petikannya:

Bisa ceritakan aktifitas keseharian Anda?

Selain menjadi Ketua Umum Tunas Indonesia Raya (Tidar) saya juga diminta untuk mengurusi binis keluarga kami dibawah bendera grup Arsari. Selain menjadi pemegang saham dan komisaris di beberapa perusahaan keluarga, saya juga punya perusahaan sendiri yakni PT Karunia Tidar Abadi serta aktif di yayasan keluarga pula. Jadi boleh dikatakan waktu saya terbatas.

Lalu kapan akhirnya Anda ikut terlibat dalam Tidar?

Terus terang, di awal berdirinya Gerindra waktu itu saya masih di luar negeri. Waktu itu saya bilang ke Pak Hasyim, ayah saya, dan Bang Fadli Zon, kalau saya mau bantu ke partai bagaimana caranya. Akhirnya saya pun diarahkan Tidar sebagai salah satu sayap partai. Saya pun diposisikan sebagai Wakil Ketua Umum. Waktu itu Ketua Umumnya, Muhammad Haris Indra. Nah, berhubung dia sibuk saat pencalegan 2009 lalu, dia mengundurkan diri, dan saya diminta menggantikannya. Lalu saya pun terpilih kembali pada Kongres Tidar I, Februari 2011 lalu untuk masa bakti hingga 2016.

Apa yang membuat Anda tertarik terjun di organisasi kepemudaan yang ada di bawah partai politik?

Anak muda sekarang kan semuanya ikut jejaring sosial seperti Facebook, atau Twitter dan yang lainnya. Karena di dunia maya tidak ada batasan, mereka itu curhatnya keluar semua. Keluhan tentang Indonesia, korupsi, kemacetan Jakarta dan masih banyak lagi. Nah, saya kalau duduk bersosialisasi dengan mereka, banyak diantara mereka kerjanya hanya mengeluh. Jujur, saya pribadi tidak mau mengeluh. Tapi harus melakukan sesuatu. Hebatnya, orang Indonesia itu hanya bisa mengeluh, tapi tidak mau melakukan sesuatu. Karena keluarga saya terjun di politik, dan di partai politik itu ada wadah yang disebut sayap, untuk kaum muda yakni Tidar, maka saya anggap inilah wadah yang cocok untuk saya dalam melakukan sesuatu. Dari situlah akhirnya saya ikut gabung.

Lantas politik bagi Anda sendiri apa?

Sebenarnya saya kurang minat dengan politik. Karena politik diperlu kemampuan seni diplomasi yang handal, komunikasi politik yang hebat, rasanya kemampuan saya dibidang itu masih kurang. Saya merasa kurang cocok di dunia itu. Saya lebih merasa nyaman dan cocok di dunia usaha. Saya bisa membuka lapangan pekerjaan. Dan berdasarkan pengalaman yang saya lihat dan rasakan, di dunia politik itu kerap tidak sehat, seperti fitnah, hasut dan penuh intrik. Namun demikian, saya terus berjuang untuk Gerindra, dimana keberadaan saya di Tidar, yang merupakan bagian dari elemen partai Gerindra.

Saat ini kondisi Tidar sendiri seperti apa?

Kalau tentang Tidar, saya tidak mau bicara banyak. Saya dan pengurus hanya ingin memperlihatkan bahwa kami sekarang ini masih dalam tahap pembentukan. Ibarat rumah Tidar baru tahap kontruksi pondasi. Artinya kami masih baru menyempurnakan AD/ART, sistem organisasi, sistem pengkaderan, kurikulum pengkaderan. Nah baru setelah pembentukan pondasi selesai, kami akan bangun kerangkanya dan terus ke tahap berikutnya.  Dan setelah rumah itu jadi, tolong kami minta masyarakat mengevaluasi.

Saat ini kepengurusan kami masih baru ada di 22 propinsi. Memang sebelumnya kami menargetkan hingga Mei lalu sudah terbentuk 33 kepengurusan daerah, namun karena  Gerindra juga tengah sibuk dengan verifikasi, maka mau tidak mau kami harus mengikuti kerja keras partai jelang batas verifikasi September mendatang. Jadi jangan sampai mengganggu. Target kami hingga Oktober nanti Tidar sudah ada di 33 propinsi.

Saat ini berapa anggota Tidar?

Keanggota Tidar memang lebih banyak didominasi anak muda yang tak lain adalah putra-putri dari pelaku dan simpatisan partai Gerindra. Selain itu ada juga dari organisasi pemuda lainnya. Anggotanya sendiri terdiri dari usia anak-anak hingga dewasa muda. Keanggotaan Tidar memang bener-bener pemuda dan tidak boleh lebih dari 35 tahun usianya. Anggota saat ini tercatat sebanyak 2.700 orang. Dalam masa perekrutan yang kami gelar di Tidar Cup III ini kami menargetkan bisa merekrut sebanyak 1.000 anggota baru. Dan targetnya hingga akhir tahun ada 10.000 anggota.

Untuk keanggotaan, apakah Tidar juga punya perwakilan di luar negeri?

Pernah ada wacana untuk membentuk kepengurusan Tidar di luar negeri. Tapi karena kebanyakan pemuda Indonesia tidak menetap dan lebih pada sesaat, jadi kami memutuskan untuk membentuk ke arah komunitas saja. Jadi lebih pada komunitas saja. Dimana jika ada salah satu pengurus Tidar yang ada di luar negeri, lalu mereka membentuk komunitas di sana. Memang, banyak anak-anak muda yang tengah kuliah di luar negeri yang ingin tahu tentang Gerindra. Nah, lewat komunitas inilah kita kumpulkan mereka dan menjelaskan visi misi dan perjuangan Gerindra lewat komunitas Tidar yang ada di sana. Terlebih di dunia serba teknologi digital saat ini, gampang saja dengan jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter.

Aktifitasnya apa saja?

Di Tidar ada banyak hal. Setidaknya  ada sembilan bidang, tapi yang aktif adalah seni, olahraga dan budaya. Selain itu, kita juga banyak melakukan kerjasama dengan partai selaku payung kita seperti seminar, diskusi baik yang berbau sosial ekonomi maupun politik yang tengah menjadi perbincangan. Contohnya kita pernah menggelar diskusi soal Kasus Century. Tapi kita juga pada saat yang sama melakukan proses pendidikan dan pelatihan bagi anggota di seluruh Indonesia, sebagaimana yang dijalankan juga oleh partai.

Soal pendidikan dan pelatihan, apa saja yang diberikan?

Setidaknya ada empat tingkatan pendidikan dan pelatihan yang diberikan Tidar kepada anggota secara cuma-cuma. Diantaranya untuk tingkat dasar kami memberikan pengetahuan dasar tentang apa itu politik, lembaga-lembaga negara, kesadaran politik, sejarah politik Indonesia. Dan yang penting juga kita memberikan pengetahuan tentang visi, misi dan program serta perjuangan Gerindra, seperti ekonomi kerakyatan dan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasannya. Setelah itu dilanjutkan ke jejang berikutnya yang disesuaikan dengan kemampuan skill anggotanya.

Menurut Anda, seperti apa ormas pemuda sekarang?

Terus tersang saya kecewa dengan ormas pemuda Indonesia saat ini. Hal ini terlihat saat kami mengirimkan delegasi pada Rakernas KNPI di Palu, dimana kami kirim yang diangap mewakili kami untuk menyampaikan apirasi dan memperkenalkan inilah kami, Tidar. Ternyata laporan yang kami terima cukup mengagetkan. Banyak sekali anggota KNPI yang sudah ubanan, tidak aktif, kerjanya hanya muncul sewaktu-waktu, sebuah wadah ormas pemuda yang sama sekali tidak muda. Saya rasa ini sudah sistemik, endemik terjadi di seluruh Indonesia. Dan ini sama sekali tidak sehat untuk organisasi kepemudaan.

Karena saya sangat kecewa, jadi saya bertekad jangan sampai Tidar menjadi seperti itu. Memang, banyak laporan dari teman-teman, bahwa banyak orang yang mau gabung dengan Tidar, tapi usianya sudah lebih dari 35 tahun bahkan ada yang 40 tahun, meski mereka mengaku masih berjiwa muda. Dengan tegas kami tolak. Karena kami mau disiplin. Dan saya ingin merubah paradigma itu.

Jelang 2014 apa target Tidar untuk Partai Gerindra?

Karena saya dipercaya sebagai Ketua Umum hingga 2016, saya harap Tidar bisa menjalankan aspirasinya untuk menyelamatkan Indonesia. Caranya, Tidar sebagai sayap penopang Partai Gerindra harus bisa membantu memenangkan kursi sebanyak-banyaknya dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat.

Saya pribadi ada aspirasi bahwa Tidar harus bisa menyiapkan sebanyak 20 persen caleg dari Gerindra. Ini hanya aspirasi, apabila dapat syukurlah kami bisa kontribusi ke partai. Perlu dicatat, tidak sekedar untuk menjadi caleg, dan bukan sekedar menyiapkan kader saja, tapi memenangkan Gerindra.

Lantas bagaimana dengan pencalonan Prabowo di 2014, apa kontribusi Tidar?

Saya akan jujur, di kalangan orangtua anak-anak Tidar, Pak Prabowo adalah sosok yang diidamkan. Tapi, mungkin bagi anak-anak muda, khususnya di kota-kota besar yang dunianya beda dengan dunia petani, nelayan, buruh, pekerja migran, mungkin beliau belum nyambung. Nah inilah tugas kami di Tidar untuk menyampaikan visi misi dan perjuangan Pak Prabowo sebagai Ketua Dewan Pembina partai dan Pembina Tidar, dengan bahasa yang nyambung kepada anak-anak muda. Karena kalau kita bicara pertanian, perikanan, ekonomi kerakyatan dengan anak-anak muda yang biasa dan sedang bersosialisasi di mal dipastikan tidak akan nyambung. Dan tugas kami di Tidar adalah mensosialisasikannya dengan bahasa mereka.

Apa harapan Anda terhadap Tidar?

Harapan saya banyak sekali. Salah satunya saya ingin menyelamatkan bangsa. Saya ingin menyalamatkan bangsa perlahan-lahan lewat berpolitik yang tentunya harus dengan partai politik. Sesuai dengan keinginan Pak Prabowo saat pendirian Partai Gerindra yakni mendirikan parpol yang propesional, artinya sistem pengkaderannya harus berjalan. Begitu pula dengan Tidar, harus menjadi sebuah organisasi pemuda yang berfungsi dan berpikir modern serta harus bisa berkelanjutan.

Begitu nanti saya tidak lagi di Tidar, Tidar harus jalan terus mendidik generasi muda. Tidak harus menjadi calon pemimpin, tapi paling tidak calon politikus meneruskan perjuangan Gerindra atau menjadi pengusaha yang melek politik dan ikut serta dengan pesta poilitik. Saya ingin mengajak anak muda belajar politik. Dan berpartisipasi tidak harus berpolitik tapi dengan ikut serta dalam pesta politik dengan menggunakan hak pilihnya. Saya berharap Tidar itu bisa membuat Gerindra bangga, anggotanya bangga, dan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Suatu saat nanti, saya berharap kita semua bisa melihat Indonesia menjadi lebih baik. [G]

Biodata singkat:

Aryo Puspito Setiaki Djojohadikusumo

Tempat tanggal lahir:

Jakarta, 25 April 1983

Jabatan:

– Ketua Umum PP Tunas Indonesia Raya (TIDAR) 2011-2016

– Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra 2008-2014

Catatan: Artikel ini ditulis dan dimuat untuk Majalah GARUDA, Edisi Juli 2012

7 thoughts on “Lebih Dekat Dengan Aryo Djojohadikusumo: “Bertindak Nyata untuk Rakyat”

  1. Pingback: DKI Jakarta 3 (Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kep Seribu) | Litsus Caleg DPR 2014

  2. Saya berharap ada generasi muda yang akan melanjutkan memelihara negara ini, menjadi pemimpin yang amanah. Semoga sukses! Aamiin YRA

  3. Salam 5 Cinta…semoga Tunas Indonesia Raya bisa berdiri dan merangkul generasi muda untuk menciptakan generasi muda yang tangguh menghadapi era globalisasi mempersiapkan bangsa indonesia yang maju dan tangguh.

Leave a comment